Sam pulang. Pulang ke rumah orangtuanya di Padang. Tidak ada lagi yang iseng melempari aku dengan kertas ketika aku sedang melamun di jendela kamar kosku yang letaknya berseberangan dengan kamar kosnya. Tidak ada lagi yang mengetuk-ngetuk jendela kamarku di pagi buta demi meminta sebungkus mie instan. Tidak ada lagi yang berkata, "Kamu cantik yaaaah kalo dipikir-pikir, sayang gue ngga ada punya waktu buat mikir". Tidak ada lagi partner bermain walkie talkie di tengah malam. Tidak ada lagi yang menyediakan pundaknya setiapkali aku menangis. Tidak ada lagi Sam di sampingku dan aku sungguh baru menyadari aku begitu sedih ditinggal Sam.
Semalaman aku menangis. Rindu pada Sam. Mataku bengkak. Tiba-tiba telepon genggamku berbunyi. Di layarnya terpampang nama " Samsyudin". Itu dia Sam!
"Hey, Rini. Udah jangan nangis. Bulan depan gue balik lagi ke kosan. Jemput lo ke Padang. Buat dikenalin ke emak gue, jadi pacar pura-pura."
"Kok? Pura-pura?"
"Ooooo... jadi mau yang beneran?"
"Ngga tau aaah!"
"Mmmm... liat nanti yaaaah... kalo lo bisa bikin gue kangen banget, kita jadi pacar beneran."
"SAAAAAAAMMMM!!!!
"Hahaha! Udah dulu ya. Belajar masak rendang dari sekarang."
Ke Padang? AAAAAAAAAHHHHHHH!!!!!
Semalaman aku menangis. Rindu pada Sam. Mataku bengkak. Tiba-tiba telepon genggamku berbunyi. Di layarnya terpampang nama " Samsyudin". Itu dia Sam!
"Hey, Rini. Udah jangan nangis. Bulan depan gue balik lagi ke kosan. Jemput lo ke Padang. Buat dikenalin ke emak gue, jadi pacar pura-pura."
"Kok? Pura-pura?"
"Ooooo... jadi mau yang beneran?"
"Ngga tau aaah!"
"Mmmm... liat nanti yaaaah... kalo lo bisa bikin gue kangen banget, kita jadi pacar beneran."
"SAAAAAAAMMMM!!!!
"Hahaha! Udah dulu ya. Belajar masak rendang dari sekarang."
Ke Padang? AAAAAAAAAHHHHHHH!!!!!
Comments
Post a Comment