Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2010

MERAAAAAAAHHHH!!! AKU BERANI!

Pengennya sih sok cool Pengennya ngga latah bikin resolusi juga Tapi.. tapi... Kayanya lucu juga kalo bikin resolusi.. Tapi apa ya? Mmmmhhh coba-coba ikutan bikin resolusi kaya yang lain. Dimulai dengan membuat wish list alias menuliskan yang belum tercapai: Menikah; Bulan madu alias honeymoon; Punya warteg di sebelahnya Starbucks dan di depannya Dior; Berkulit putih; Menentukan lebih suka warna ungu atau merah. Sekanjutnya mempelajari mana yang mungkin dan yang masih belum mungkin Menikah -> nunggu superman mendarat dulu Bulan madu -> kudu kawin eh nikah dulu kaliiii Punya warteg di sebelahnya Starbucks dan di depannya Dior -> warteg pinggir jalan aja mau ditarikin pajak.  Berkulit putih -> hahahaha! sudah mencoba berbagai pemutih, hasilnya kulit saya tetap eksotis dan begitu produknya habis, malah semakin hitam Menentukan lebih suka warna ungu atau merah -> setelah menghitung-hitung baju di lemari, ternyata jumlah yang merah lebih banyak daripada yang ungu.

IMPIAN DAN TEBUSAN

Impian itu seperti piramida terbalik.. Impian terkecil adalah yang paling mungkin yang tidak terlalu sulit menggapainya yang tidak terlalu diharap-harapkan bahkan terkadang dilupakan membuat hati melompat terkejut saat itu terjadi kemudian kita tersenyum dan perlahan-lahan merasa biasa saat ia lenyap seringkali kita tak peduli lagi Impian terbesar adalah yang paling tidak mungkin bukan untuk digapai melainkan untuk ditebus berisi begitu banyak rasa sakit mengejarnya melelahkan tak bisa memilih mengandalkan hati saja atau otak saja atau raga saja hati, otak dan raga semua turut serta pun masih juga tak cukup membuat kita bahagia dan menangis sekaligus saat mendapatkannya menangis karena sadar begitu banyak yang telah hilang, yang telah rusak dan yang ditinggalkan untuk mendapatkan itu bahagia karena akhirnya bisa merasa bahagia Impian itu ketika didapatkan masih pula menyulitkan harus selalu dirawat, dijaga agar tidak mengikis Impian itu menyakitkan tapi menguatkan Impian adalah ya

MENGHIAS

Dan kau putuskan menemuiku dalam biru Haruskah kubiarkan kau berlalu Dan kupikir kau memang telah berlalu Perempuan yang bersamamu itu Tahukah ia dari mana asalmu Kau hampir membuatku pergi Kau tak inginkan aku ada di sekelilingmu Tapi aku tetap tinggal Kalau-kalau aku menemukan alasan untuk membencimu lebih dari sebelumnya Seperti saat kau bilang kau akan menghubungiku Tapi tak pernah Lalu kusingkirkan nomormu Yang telah kuhapal dalam hati Kau tinggalkan segala sesuatu di tempatku Seolah aku punya banyak tempat untuk itu Karena kau tahu aku tak akan keberatan Kembalilah saat kau merasa telah tiba saatnya Aku hitam dan putih  Monoton dari kanan ke kiri Kuhiasi rumahku dengan hal-hal yang kau sukai Kalau-kalau kau datang Ya.. kalau-kalau kau datang..

Siapa Yang Lebih Mencintai, Akan Lebih Mudah Memaafkan

     Beberapa hari terakhir, saya banyak menghabiskan sore dan malam dengan pria ini. Saya memanggilnya Bapak. Sampai ketika suatu hari kami menikmati rintik hujan, Bapak bertanya, "Kamu layu akhir-akhir ini. Maukah bercerita?" Saya hanya tersenyum menanggapi kata-katanya. Bapakpun membalas tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, biar Bapak saja yang bercerita ya?" Tanpa mempedulikanku, Bapak memulai kisahnya. "Siapa yang lebih mencintai, dia yang akan lebih banyak memaafkan. Ini terjadi. Sungguh-sungguh pernah terjadi. Pada Bapak" Bapak memandangku lalu menerawang. Mungkin mencoba mengingat dengan detil kejadian masa lalu yang akan mulai diceritakannya, "Pernah Bapak jatuh cinta pada seorang perempuan. Cantik. Dia biduan terkenal waktu itu. Dia juga anak band. Rasanya semua anak muda di kota kami pernah mendengar nama bandnya. Tapi rupanya Bapak yang saat itu hanya penyiar radio amatir, punya keberuntungan lebih dari pemuda-pemuda lain yang naksir sama

Ingin dan Titik Kerut

*Pembukaan* Ini adalah tulisan Lala Bohang, di blog-nya: http://recycledream.wordpress.com/ Karena saya sangat suka tulisan ini, jadi saya share dengan seijin Nona rumahnya tentunya, hehehe... Thanks a lot Miss Bohang... (: INGIN DAN TITIK KERUT By: Lala Bohang Keinginan itu banyak, sampai sang waktu pun menyerah dan angkat kaki tanpa basa-basi. Kadang keinginan masuk akal, masih berjalan bergandengan tangan dengan logika tetapi lebih sering berteriak keras dan menyuruh logika pergi jauh. Keinginan itu sering membabi buta, sampai merusak otak dan membuat hati kadaluarsa. Kadaluarsa membuat keinginan merasuki seluruh sel tubuh, darah mengalir lebih deras dan tubuh menjadi renta lebih cepat dari seharusnya. Keinginan itu memabukkan, memberikan fatamorgana bahwa kedua tangan ini mampu menyelesaikan apapun yang semestinya membutuhkan 10 tangan yang lain. Mabuk lalu jatuh tanpa ada satu tangan pun yang akan membantu untuk berdiri kembali. Keinginan itu tidak lazim, in

Selamat Hari Ibu, Mah...

Bangun tidur, saya menghampiri kamar Mamah sambil senyum-senyum. Saya     : Maaah... ngga ada kewajiban ngucapin Selamat Hari Ibu kan? Mamah : (senyum) Engga.. kamu ngga harus ngucapin ke Mamah koooo' tapi sebagai gantinya, hari ini kamu harus sarapan! (masih dengan senyuman yang makin lebar di mata saya) Saya     : (manyun) Iya deh, kalo gitu... Selamat Hari Ibu ya, Maaaaaahhhh... aku ngga harus sarapan kan? (senyum penuh kemenangan) Mamah : (mengerutkan dahi)

Saya Cinta Timnas

        Suatu hari saya dan 3 orang teman saya - 1 perempuan dan 2 pria, yang kebetulan tidak satu kantor tapi sepermainan, sedang menikmati pertemuan kecil kami sambil makan siang. Saya dan Bunga (bukan nama sebenarnya, hihihi) kebetulan tidak punya bahan obrolan. Jadi kami mendengarkan saja percakapan seru antara Toni dan Tono (maaf ini juga bukan nama sebenarnya) tentang Timnas Indonesia. Saya tidak terlalu ingat betul kata per kata nya. Tapi setidaknya begini bunyi percakapan mereka yang masih terekan dalam ingatan saya: Toni : Payah! Timnas kita ngga pernah menang kalo maen lawan negara lain. Tono : Udah tau ngga pernah menang, masih aja ditonton. Udah gitu masih aja ada yang rela jadi supporter! Mending pemainnya suruh pada pensiun aja trus jadi pengusaha bola sepak aja... Hahahaha! Toni : Iya juga ya? Hahahaha...         Obrolan itu berlalu begitu saja sampai akhirnya beberapa hari yang lalu kami bertemu lagi untuk makan siang di tempat yang berbeda dengan menu yang seti

PULANG

Jangan lupa pulang, sayang.. saat siang berganti petang dan jalanan telah lengang Jangan lupa pulang, sayang.. bila yang kau tunggu tak juga datang dan harapanmu mulai hilang Jangan lupa pulang, sayang.. bila kau pulang rumah ini selalu terang-benderang saat kau datang peri-peri bernyanyi riang Jangan lupa pulang, sayang.. karena kaulah raja rumah ini karena kaulah harta rumah ini karena kaulah hidup bagi rumah ini Jangan lupa pulang, sayang.. biarkan kau kusayang-sayang dan kupeluk sampai kau terlelap dalam tenang