Skip to main content

Meraih Bejo

"Jangan tunggu saya, ya..."
Itu kalimat terakhir yang dikirim Bejo lewat sms. Sebulan yang lalu. Apa Bejo marah karena aku sekarang punya pacar dan dia masih jomblo? Tapi kenapa harus marah? Bejo bukan pacarku. Dia tidak mau jadi pacarku. 

Pernah suatu hari aku berkata,
"Titip jagain hatiku yaaaah, Jo..."
Lalu Bejo berkata,
"Itu hati sampeyan, Mbak.. kenapa harus dititip-titipkan?"
Bukankah itu artinya Bejo menolak jadi pacarku? Ah! Padahal aku sudah pernah mengecup bibirnya dan dia berkata bahwa itu adalah saat paling membahagiakan dalam hidupnya. Kukira saat itu dia mau jadi pacarku. Aku juga sudah terlanjur jatuh cinta padanya. Tapi kutitipi hati saja dia tidak mau. 

Bejo, seandainya kamu tahu..aku kesepian sekarang tanpa kamu di sini dan tanpa kabar darimu lagi. Bejo, apa hanya gara-gara aku punya pacar baru lalu kamu patah hati dan memilih pulang kampung tanpa memberi kabar? Ah, Bejo! Seandainya kamu ada di sini, aku lebih memilih meninggalkan pacarku daripada harus kehilangan kamu. Ternyata kehilangan kamu, tidak tahu kamu sedang apa dan di mana itu sangat mengerikan rasanya. Lagipula aku menerima Ajay menjadi pacarku karena kupikir Bejo tidak mau denganku.  

Kubaca lagi sms terakhir bejo, "Jangan tunggu saya, ya..."
Aha! Bodohnya aku! Kalau Bejo tidak cinta padaku, mengapa dia selalu ada setiapkali aku menginginkan dan membutuhkan dia di sampingku? Mengapa dia selalu berusaha membuatku tertawa oleh tingkahnya tiapkali aku marah dan sedih karena sesuatu? Benar apa yang Bejo katakan! Aku memang tidak boleh diam di sini menunggu Bejo! Aku harus menjemput Bejo! Aku tidak boleh menunggu, aku harus menggapai cintaku. Harus!

Tak kusia-siakan waktu yang tersisa. Kukemasi pakaianku dan aku segera ke stasiun kereta api untuk membeli tiket kereta apapun yang bisa membawaku ke Jogja, kota cintaku. Bejooooooo, I'm coming!

Comments

Popular posts from this blog

Bapak Peri

Guys.. seperti apa Bapakmu? Tampan dan bisa dengan bangganya kamu pamerkan ke teman-teman sekolah kamu setiapkali ada acara pengambilan raport plus kaya raya dan bisa mengabulkan keinginanmu terbang menjelajah dunia dengan jet pribadi setiap liburan tiba, sekaligus menguasai ilmu beladiri seperti 7 manusia harimau dan membuat teman-teman hidung belangmu lari tunggang langgang? Atau malah pendiam dan sekali marah, raja rimba pun kalah? “Ah! Siapa bilang Bapakku galak? Masih galakkan Ibuku. Bapak itu kalau Ibu marah, biasanya lebih suka menghindar dengan duduk di teras sambil merokok.” “Bapakku sih mirip komentator bola. Segala apa aja di rumah pasti dikomentarin sama dia. Semua serba salah deh.” “Bapak baiiik banget. Aku minta apa aja pasti diturutin. Nggak pernah ngelarang dan nggak pernah bilang enggak. Enaklah pokoknya kalo Bapak. Nggak kayak  Ibu!” “Hmm.. Bapak yah? Bapak yang sekarang jadi suami Ibu? Atau Bapak yang udah cerai sama Ibu dan udah...

Janji Untuk Membahagiakan Diri Sendiri

Akhirnya... di kota ini lagi. Kota yang sangat indah dan selalu membuatku tersenyum setiapkali meninggalkan kota ini. Tersenyum karena aku selalu merasa bahagia berada di kota ini. Namun sejak menginjakkan kaki bersamamu di kota ini, aku selalu pulang dengan berlinangan air mata. Kamu merusak rasa cintaku pada kota ini. Kamu merampas semua kesenanganku akan kota ini. Sudah sejak jauh-jauh hari aku ingin kembali lagi ke sini. Aku juga sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak meneteskan airmata sedikitpun saat berada ataupun meninggalkan kota ini. Aku tidak tahu sebenarnya siapa yang ingin aku temui di sini. Benar-benar tidak ada yang aku tuju. Aku hanya ingin melenyapkan rasa kangenku akan kota ini. Aku sudah berjanji untuk membahagiakan diriku sendiri dan aku pantang mengingkarinya. Sungguh! Hari ini aku pergi dari sini. Dan... aku senang karena tidak melihatmu lagi di sini. Aku bahagia karena tidak ada kamu di kota ini dan sebaiknya memang tidak perlu lagi aku melihatmu di kota ...

Dunia Dalam Kepala

Dunia dalam kepala... Dunia dalam dunia... Dunia yang sama dengan dunia... Dunia di mana ada aku, kamu dan semua orang di dunia... Dunia yang berisi kisah-kisah yang benar terjadi di dalamnya.... Dunia dalam kepala... Dunia yang kita tinggali... Dunia yang kita miliki.... Dunia dalam kepala... dunia kita....