Skip to main content

Cinta

Cinta merogoh saku piyama rumah sakitnya dan mengangsurkan sebatang pensil dan sebuah diary padaku. Aku memandangnya dengan penuh tanda tanya.
"Ini buat kamu. Sebagian sudah aku penuhi dengan tulisan-tulisan kecil tentang hidupku. Hidupku yang terjatuh karena cinta dan dibangkitkan lagi oleh cinta."
Aku masih tidak mengerti apa maksudnya dan urung menerima diary  itu.
"Tempat ini adalah tempat yang bisa membuatmu menjadi orang yang dua kali lebih kuat atau malah membunuh jiwamu. Penyakit yang kita derita ini tidak ada apa-apanya. Aku bertahan bertahun-tahun di sini karena cinta orang-orang terdekatku menguatkan aku"
Cinta menyentuh tanganku dan memaksa aku menerima diary nya.
"Tapi kamu tau kan aku sendiri di sini, Cinta. Keluargaku mengasingkan aku setelah mereka tahu aku mengidap kanker."
Cinta lagi-lagi memamerkan senyumannya yang penuh kesejukan.
"Itulah sebabnya aku mau kamu membaca apa yang aku tulis di situ. Karena diary itu berisi kekuatan-kekuatan dahsyat yang mampu ditebarkan oleh cinta. Satu yang harus kamu ingat, menebarkan cinta akan membuat kita menerima cinta yang jauh lebih besar. Terimalah diary itu untukmu."
"Baiklah, Cinta." kataku sambil tersenyum.
"Aku besok dioperasi. Operasi terakhir. Do'akan aku yah.."
Aku mengangguk.
"Pasti."
Cinta lalu mendorong kursi rodanya menuju kamarnya, dia pamit. Katanya ia sangat lelah dan ingin beristirahat.


Comments

Popular posts from this blog

Bapak Peri

Guys.. seperti apa Bapakmu? Tampan dan bisa dengan bangganya kamu pamerkan ke teman-teman sekolah kamu setiapkali ada acara pengambilan raport plus kaya raya dan bisa mengabulkan keinginanmu terbang menjelajah dunia dengan jet pribadi setiap liburan tiba, sekaligus menguasai ilmu beladiri seperti 7 manusia harimau dan membuat teman-teman hidung belangmu lari tunggang langgang? Atau malah pendiam dan sekali marah, raja rimba pun kalah? “Ah! Siapa bilang Bapakku galak? Masih galakkan Ibuku. Bapak itu kalau Ibu marah, biasanya lebih suka menghindar dengan duduk di teras sambil merokok.” “Bapakku sih mirip komentator bola. Segala apa aja di rumah pasti dikomentarin sama dia. Semua serba salah deh.” “Bapak baiiik banget. Aku minta apa aja pasti diturutin. Nggak pernah ngelarang dan nggak pernah bilang enggak. Enaklah pokoknya kalo Bapak. Nggak kayak  Ibu!” “Hmm.. Bapak yah? Bapak yang sekarang jadi suami Ibu? Atau Bapak yang udah cerai sama Ibu dan udah...

Dunia Dalam Kepala

Dunia dalam kepala... Dunia dalam dunia... Dunia yang sama dengan dunia... Dunia di mana ada aku, kamu dan semua orang di dunia... Dunia yang berisi kisah-kisah yang benar terjadi di dalamnya.... Dunia dalam kepala... Dunia yang kita tinggali... Dunia yang kita miliki.... Dunia dalam kepala... dunia kita....

BELENGGU

Buat saya, berbohong yang paling sulit adalah berbohong pada diri sendiri. Mengerasi diri sendiri, memarahi diri sendiri, melarang diri sendiri , s emua itu juga sama beratnya. Saya sungguh tidak ingin hati ini terluka apalagi hancur berkeping-keping. Tapi saya juga tahu kalau bunga di dalam dada yang kelopaknya masih kuncup dan mahkotanya belum menampakkan keindahannya, tidak akan pernah mekar. Lebih baik saya injak-injak saja dia sekarang. Biar layu, biar rusak, biar mati! Toh percuma juga kalau dibiarkan hidup lebih lama, bunga hati ini tidak akan bisa menjadi indah, tidak akan ada taman bunga, tidak akan! Nanti juga kalau bukan saya, badai yang akan memusnahkannya. Sungguh saya tidak ingin terus-menerus menjadi penjahat dalam drama kehidupan saya sendiri. Tapi waktu tidak pernah memberikan kesempatan pada saya yang tak bernyali ini, hingga akhirnya saya harus membunuh lagi membunuh dan membunuh bunga cikal bakal cinta di hati. Laki-laki yang pernah memuja paras sa...