Skip to main content

Amoria

"Di Bali, pasti beda pantainya sama di sini."
Debur  ombak berkejaran seolah menyaingi anak-anak kecil yang berlarian di bibir pantai.
"Di sini mana ada pantai pasir putih."
Remuk jantungku melihat lesung pipi yang terukir saat Amoria tersenyum.
"Kamu pasti pakai gaun putih seperti gaun pengantin impian kamu yang gambarnya pernah kamu tunjukin ke aku."
Dia mengangguk, dan tentu saja sambil tersenyum.
"Abe.. Kenapa Tuhan membiarkan kamu hidup, Be? Sumpah aku nggak ada niat mengkhianati kamu. Kecelakaan itu..di berita itu juga ditulis kalau semua penumpang kapal karam itu meninggal dunia. Aku bahkan berbulan-bulan menangisi kepergian kamu. Mama kamu pun begitu...A.."
Kuletakkan telunjukku di bibirnya. Dia terdiam tanpa sempat menyelesaikan kalimatnya.
"Aku tau, Amoria. Mata kamu menunjukkan kalau sampai detik ini kamu nggak pernah membuang cinta kamu ke aku. Mungkin ini namanya takdir. Kamu ikhlas kan?"
Amoria menangis. Air matanya menetes. Tapi isaknya terlalu lirih ditelan suara ombak. Aku mengecup keningnya, beranjak.
"Aku ikut bahagia untuk pernikahanmu, cantik.."
Amoria menarik tanganku. Wajahnya memohon meminta mengiba agar aku  tidak pergi.
"Abe... aku rindu kamu.."
Lirih. Terlalu lirih untuk didengar, namun terlalu jelas untuk dibaca.
"See you, Amoria.."
Aku berbalik dan melangkah pergi. Menjauh darinya. Amoria.. cintaku.

Comments

Popular posts from this blog

Bapak Peri

Guys.. seperti apa Bapakmu? Tampan dan bisa dengan bangganya kamu pamerkan ke teman-teman sekolah kamu setiapkali ada acara pengambilan raport plus kaya raya dan bisa mengabulkan keinginanmu terbang menjelajah dunia dengan jet pribadi setiap liburan tiba, sekaligus menguasai ilmu beladiri seperti 7 manusia harimau dan membuat teman-teman hidung belangmu lari tunggang langgang? Atau malah pendiam dan sekali marah, raja rimba pun kalah? “Ah! Siapa bilang Bapakku galak? Masih galakkan Ibuku. Bapak itu kalau Ibu marah, biasanya lebih suka menghindar dengan duduk di teras sambil merokok.” “Bapakku sih mirip komentator bola. Segala apa aja di rumah pasti dikomentarin sama dia. Semua serba salah deh.” “Bapak baiiik banget. Aku minta apa aja pasti diturutin. Nggak pernah ngelarang dan nggak pernah bilang enggak. Enaklah pokoknya kalo Bapak. Nggak kayak  Ibu!” “Hmm.. Bapak yah? Bapak yang sekarang jadi suami Ibu? Atau Bapak yang udah cerai sama Ibu dan udah...

Janji Untuk Membahagiakan Diri Sendiri

Akhirnya... di kota ini lagi. Kota yang sangat indah dan selalu membuatku tersenyum setiapkali meninggalkan kota ini. Tersenyum karena aku selalu merasa bahagia berada di kota ini. Namun sejak menginjakkan kaki bersamamu di kota ini, aku selalu pulang dengan berlinangan air mata. Kamu merusak rasa cintaku pada kota ini. Kamu merampas semua kesenanganku akan kota ini. Sudah sejak jauh-jauh hari aku ingin kembali lagi ke sini. Aku juga sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak meneteskan airmata sedikitpun saat berada ataupun meninggalkan kota ini. Aku tidak tahu sebenarnya siapa yang ingin aku temui di sini. Benar-benar tidak ada yang aku tuju. Aku hanya ingin melenyapkan rasa kangenku akan kota ini. Aku sudah berjanji untuk membahagiakan diriku sendiri dan aku pantang mengingkarinya. Sungguh! Hari ini aku pergi dari sini. Dan... aku senang karena tidak melihatmu lagi di sini. Aku bahagia karena tidak ada kamu di kota ini dan sebaiknya memang tidak perlu lagi aku melihatmu di kota ...

Dunia Dalam Kepala

Dunia dalam kepala... Dunia dalam dunia... Dunia yang sama dengan dunia... Dunia di mana ada aku, kamu dan semua orang di dunia... Dunia yang berisi kisah-kisah yang benar terjadi di dalamnya.... Dunia dalam kepala... Dunia yang kita tinggali... Dunia yang kita miliki.... Dunia dalam kepala... dunia kita....