Picture is taken from here Aku menggoyang-goyangkan kaki, mengerut-ngerutkan kening, memainkan alis naik turun dan mengerucut-ngerucutkan bibirku, sambil membisu. Di sebelahku dia menyenggol-nyenggolkan bahunya ke bahuku hingga bahukupun bergerak-gerak ke kanan dan ke kiri karenanya. Namanya Rudi. Dia tampan sekali, mungkin karena keturunan Italy. " So? " Rudi menengok padaku memasang wajah ramah dengan senyum jenaka sekaligus mempesona. Aku membelalakkan mata, mengerucutkan bibir lagi dan membisu lagi tetapi bahuku yang naik turun seolah bertanya, "Apa?" " So ..kenapa kamu berhenti menulis? Sebagai pembaca setia novelmu, aku kecewa." "Karena Danny sudah meninggal, Rudi. Jadi tidak ada lagi yang bisa kutulis di sana. Novel-novel itu ada karena Danny dan sekarang dia lenyap dari bumi ini. Kamu tau bagaimana rasanya berduka kehilangan Danny? Kekasih, inspirasi dan setengah jiwaku?" Danny adalah malaikat. Ia menyamar menjadi manusi...
ada cerita di balik setiap rasa