Skip to main content

Saya...












Ini saya... kadang sendiri, kadang bersama teman-teman saya...
Saya suka pantai, matahari terbenam, anak kecil, berenang, melamun dan saya suka musik...
Saya tinggal di rumah Papa Yoyo (ayah saya) dan Mama Ella (ibu saya). Selain mereka dan saya tentunya, dirumah itu ada Tante Ida (adik ibu saya) dan Esa (adik laki-laki saya). Saya cinta keluarga kecil yang kadang-kadang lucu, amat menyebalkan, membuat kangen tapi juga sering membosankan ini....

Comments

Popular posts from this blog

Sebelum Jam Sepuluh

  “Jadi kapan?” Ia lekat menatapku. Garis bibirnya tak menyunggingkan senyuman maupun kekecewaan. Tapi ada tanda tanya yang terbaca. Ada kegamangan yang terasa. Ada harapan yang mungkin akan sia-sia. “Kapan apa?” Aku berusaha menebak-nebak maksud pertanyaannya dalam hati. Wajahku mungkin setenang air kolam dan sedingin salju yang aku sendiri belum pernah sekalipun melihat bentuknya. Tapi jangan tanya bagaimana dengan hatiku. Rasanya seperti diterjang gulungan ombak besar dan ditiup puting beliung. “Kapan kita bertemu lagi?” Mata yang bagaikan kelereng itu Nampak semakin besar saja. Tapi tak ada cahaya di sana. Redup. “Apa harus ada janji untuk bertemu lagi?” Salju di wajahku sepertinya makin dingin, sementara gulungan ombak di hati mulai mengoyakkan pertahananku. “Memangnya ini pertemuan terakhir?” Kini matanya seperti bola ping pong. Lebih besar daripada sekedar kelereng namun tak memantulkan cahaya. “Jangan suka mendahului takdir. Siapa tahu nanti kita bertemu lagi.” Kuta