Skip to main content

Bimbi sayang...


Bimbi sekarang umurnya 5 tahun. Bimbi sedang senang-senangnya mencari role model atau orang yang menjadi contoh. Saat ini, role model Bimbi adalah Tante Kylla. Tante Kylla itu teman Papa Bimbi yang paliiiing dekat. Kata Bibi - panggilan Bimbi untuk pembantunya, Tante Kylla itu nantinya akan jadi mama baru Bimbi. Kalau Mama Bimbi yang asli sudah meninggal. Papa Bimbi bilang meninggal itu artinya pergi ke surga - taman yang indah dengan banyak bunga, kupu-kupu, mainan dan cokelat. Bimbi sempat protes kenapa Bimbi tidak pernah diajak Mama ke surga, tapi Papa bilang itu karena kalau mau ke surga itu harus antri beli tiket dulu. Lagipula orang-orang baru boleh beli tiket ke surga kalau sudah umur 17 tahun, padahal sekarang umur Bimbi baru 5 tahun. Berarti 12 tahun lagi Bimbi baru bisa minta uang pada Papa untuk beli tiket ke surga.

Oh iya, kalau nanti Tante Kylla jadi Mama barunya, Bimbi sih senang- senang saja. Soalnya Tante Kylla itu cantik, terkenal, sering muncul di televisi dan badannya ramping sekali. Tante Kylla juga pintar berdandan. Kalau sudah besar nanti Bimbi ingin seperti Tante Kylla yang pakai baju warna merah, kuning, hijau, biru, ungu, pink, hitam, putih, cokelat atau apapun tetap saja kelihatan cantik. Bimbi tidak pernah absen menonton setiap acara televisi yang ada Tante Kylla-nya, kecuali kalau Bimbi harus masuk sekolah. Tante Kylla itu kerjanya berjalan berlenggak-lenggok di panggung dengan memakai baju-baju yang bagus. Bagi Bimbi, Tante Kylla itu seperti Cinderella di dongeng yang sering diceritakan Papanya sebelum tidur atau seperti Timun Mas dalam cerita yang sering disampaikan Bibi padanya sambil mengantuk setiapkali Papa tidak bisa mendongeng untuk Bimbi karena belum pulang kantor. Tante Kylla juga seperti malaikat karena sering menemani Bimbi jalan-jalan, main, makan, tidur dan selalu membelikan Bimbi mainan serta baju-baju yang bagus, apalagi kalau Tante Kylla baru pulang dari luar negeri. Tapi ada satu yang Bimbi bingung, Tante Kylla tidak suka melihat Bimbi banyak makan cokelat. Tante Kylla juga tidak pernah membelikan Bimbi cokelat, padahal dibandingkan baju atau mainan, Bimbi lebih suka diberi cokelat. Setiapkali pergi dengan Tante Kylla dan Papa, Tante Kylla juga tidak membolehkan Papa membelikan cokelat untuk Bimbi. Sebagai gantinya, Tante Kylla akan mengajak Bimbi ke toko mainan dan baju. Kalau sudah begitu Bimbi cuma bisa manyun. Untungnya, Bibi di rumah selalu baik hati membelikan cokelat kesukaan Bimbi. Tapi Bibi pernah dimarahi Tante Kylla habis-habisan waktu ketahuan beli cokelat untuk Bimbi. Bimbi pernah tanya kenapa dan Tante Kylla bilang, nanti Bimbi jadi gendut dan tidak bisa cantik seperti Tante Kylla. Bimbi takut jadi gendut, karena di sekolah Bimbi ada teman Bimbi yang namanya Mily. Mily anaknya baik, dia suka memberi cokelat pada Bimbi. Tapi Mily ini gueeeeennnddddduuuttt sekali. Badannya seperti bola. Mily tidak pernah bisa mendapatkan mainan apapun yang dia inginkan di sekolah karena selalu terlambat berlari memilih mainan. Mily hanya bisa menonton setiapkali Bimbi dan teman-temannya bermain petak umpet, karena Mily akan segera sesak nafas jika terlalu banyak berlari. Teman-teman Bimbi malas bermain dengan Mily karena tidak lincah, lain halnya dengan Bimbi yang kata teman-temannya cantik, baik dan selalu ceria. Tapi.... Mily itu baik sekali pada Bimbi karena selalu membri Bimbi es krim cokelat, kue cokelat, biskuit cokelat dan semua yang rasanya cokelat yang sangat Bimbi suka. Tapi teman-teman Bimbi bilang Mily itu jahat. Mily memberi Bimbi jajanan cokelat supaya Bimbi gendut dan tidak cantik lagi dan tidak bisa lari dan tidak bisa main boneka dan juga tidak punya teman seperti Mily. Bimbi jadi marah selama beberapa hari pada Mily karena menurut Bimbi, Mily itu jahat. Selama Bimbi marah pada Mily, Mily sering sekali kelihatan murung. Sampai suatu hari Mily mendekati Bimbi sambil memberikan Bimbi pensil lucu oleh-oleh Mama Mily dari Jepang dan mengajak Bimbi baikan. Mily juga berjanji tidak akan memberi Bimbi cokelat lagi. Bimbi senang. Dia berteman lagi dengan Mily. Sebenarnya Bimbi sedih juga tidak bisa makan cokelat yang dibawa Mily dari rumah karena cokelat-cokelat itu begitu enak.

Di rumah pun Bimbi sekarang tidak bisa lagi makan cokelat, karena setiap hari Tante Kylla selalu mengontrol Bibi supaya tidak membelikan Bimbi cokelat. Tante Kylla juga marah-marah pada Bimbi karena katanya sekarang Bimbi mulai gendut akibat kebanyakan makan cokelat. Tante Kylla bahkan membawa Bimbi ke dokter gizi supaya Bimbi tidak gendut. Bimbi sekarang lebih banyak makan sayuran dan buah-buahan. Bimbi boleh makan jajanan tapi hanya yang dibelikan oleh Tante Kylla, padahal jajanan dari Tante Kylla tidak enak. Kata Tante Kylla, Bimbi harus mulai diet. Yang benar saja? setahu Bimbi, diet itu cuma dilakukan oleh orang dewasa. Bimbi kan masih anak-anak. Bimbi kan seharusnya masih boleh makan permen, cokelat, kue-kue warna-warni. Bimbi ingin mengadu pada Papa, tapi sekarang Papa sedang sangat sibuk kerja. Berangkat pagi, pulang pagi waktu Bimbi bangun tidur, lalu saat Bimbi mau sekolah, Papa masih tidur.
Bimbi mulai tidak suka dengan Tante Kylla. Bimbi mau Tante Kylla yang seperti malaikat yang selama ini Bimbi kenal. Sekarang Tante Kylla berubah jadi seperti satpam galak. Bimbi tidak mau punya Mama galak. Tapi.... ngomong-ngomong, akhir-akhir ini Tante Kylla badannya semakin kurus saja. Tante Kylla juga jadi sering minum obat setiap habis makan dan muntah-muntah di toilet. Mas iya Tante Kylla masuk angin setiap hari. Bimbi semakin tidak mengerti. Bimbi merasa tidak nyaman lagi. Tapi Bimbi juga tidak tahu harus bicara dengan siapa. Bimbi ingin Mama tapi Mama cuma datang dalam mimpi-mimpi Bimbi. Itupun Mama hanya senyum dan mengusap rambut Bimbi.

Di sekolah pun Bimbi sekarang jarang tersenyum, teman-temannya bertanya kenapa, tapi Bimbi juga bingung harus menjawab apa. Hingga akhirnya Bimbi teringat pada Mily. Cuma Mily yang selama ini paling bisa dipercaya jika Bimbi bercerita tentang apapun. Bimbi akhirnya mulai cerita kalau dia sedang bosan dan bingung dangan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Mily mendengarkan cerita Bimbi sambil menawari Bimbi cokelat. Bimbi tidak mau karena takut gendut dan dimarahi Tante Kylla. Akhirnya Mily menaruh cokelat itu di samping Bimbi sambil berkata, "Bimbi, aku taruh aja yah cokelatnya di sini, nanti kalo kamu pengen, kamu tinggal makan aja." Bimbi akhirnya senyum dan mengambil cokelat dari Mily. Mereka makan sama-sama sambil tertawa-tawa. Hati Bimbi rasanya legaaaa sekali.
Siang itu Bimbi pulang sekolah dengan hati riang. Tapi sampai di halaman rumah, Bimbi kaget karena mobil Papa terparkir di halaman. Padahal biasanya jam segini Papa pasti sedang seibuk di kantor. Bimbi masuk dan melihat ada Papa duduk di ruang tamu. Di sebelahnya ada Nenek Pinkan dan Kakek Joni. Mereka itu Mama dan Papa nya Tante Kylla. Wajah mereka cemberut, tapi Nenek Pinkan berusaha tersenyum melihat Bimbi datang,
"Bimbi sayang, udah pulang ya? Duuuh cantiknya, sini, Nak."
Bimbi menurut mendekati Nenek Pinkan. Tapi jujur dia masih bingung. Tiba-tiba Papa memeluk Bimbi sambil menangis. Bimbi bingung. Bimbi semakin tidak mengerti. Bimbi ingin bilang, "Papa jangan nangis", tapi Papa Bimbi sudah terlanjur menangis. Jadi Bimbi diam saja.

Bimbi baru tahu apa yang sebenarnya terjadi waktu Bimbi di Rumah Sakit. Sekarang semuanya ada di sini. Papa, Bimbi, Bibi, Nenek Pinkan dan Kakek Joni. Oh iya, ada satu lagi, Tante Kylla. Tapi Tante Kylla sekarang sedang tidur di ranjang ruangan di Rumah Sakit ini. Mukanya pucat sekali. Di mulutnya ada seperti topeng, kata Kakek Joni itu namanya masker oksigen supaya Tante Kylla tidak susah bernafas. Tangan Tante Kylla yang mulus dan kurus itu ditusuk jarum yang ada kabelnya dan menyambung ke botol plastik yang kata Bibi itu namanya infus, tapi Bibi tidak tahu gunanya. Pokoknya Bibi bilang di dalam infus ada obatnya supaya Tante Kylla cepat sembuh. Papa Bimbi masih belum tersenyum, tapi sudah tidak menangis lagi. Tadi Papa Bimbi bilang Tante Kylla terkena penyakit... penyakit apa Bimbi lupa namanya karena sulit sekali diingat. Bimbi cuma ingat Papa berkata Tante Kylla sakit karena suka memuntahkan makanannya sehabis makan supaya tidak gemuk, akibatnya Tante Kylla tidak punya tenaga karena makanannya tisak jadi masuk ke perut. Tante Kylla jadi sakit. Bimbi bingung.
Beberapa hari setelah kejadian itu, Bimbi sudah entah berapa kali bolak-balik mengunjungi Tante Kylla di rumah sakit. Sekarang Tante Kylla harus makan setiap hari, Tante Kylla tidak bisa lagi memuntahkan makanannya sehabis makan seperti yang sering Bimbi lihat setiap Tante Kylla main ke rumah Bimbi. Tante Kylla pernah bilang kalau Bimbi mau jadi selebriti seperti Tante Kylla, Bimbi harus cantik, langsing dan menarik supaya semua orang suka menontonnya. Bimbi jadi berpikir kalau dia tidak cantik dan langsing, berarti Bimbi tidak bisa jadi selebriti seperti Tante Kylla. Bimbi jadi bingung, lagi-lagi bingung dan juga gelisah.

Seperti biasa, Bimbi cerita pada Mily tentang apa yang ada dalam pikirannya bahwa Bimbi tidak bisa jadi artis kalau dia tidak cantik dan tidak langsing seperti Tante Kylla, Bimbi tidak bisa jadi artis, padahal Bimbi ingin sekali jadi artis. Tapi Mily memberi jawaban yang lain, Mily bilang di TV ada artis berbadan gendut tapi banyak penggemarnya, dia juga disenangi anak-anak. Namanya Oky Lukman. Bimbi belum pernah melihat Oky Lukman sebelumnya. Lalu Mily menawari Bimbi nonton bareng di rumahnya. Jadilah keesokan harinya mereka berdua menonton Oky Lukman di TV ditemani Mama Mily.
"Kak Oky Lukman tidak secantik dan selangsing Tante Kylla, Bimbi. Tapi Lihat deh anak-anak suka kan sama dia?",
Bimbi menangangguk dan menunggu penjelasan selanjutnya dari Mama Mily.
"Banyak orang suka sama Kak Oky, karena dia pintar, lucu, ramah dan punya bakat."
Bimbi mulai sedikit mengerti walaupun agak bingung,
"Bakat itu apa, Tante?"
"Bakat itu, kemampuan yang dimiliki sama seseorang yang biasanya kelihatan menonjol, misalnya, Bimbi lebih suka menyanyi daripada menggambar, berarti mungkin Bimbi punya bakat menyanyi. Atau Bimbi lebih suka main boneka daripada main masak-masakan, mungkin Bimbi punya bakat jadi ahli kecantikan. Tapi, supaya Bimbi yakin itu betul bakat Bimbi atau bukan, Bimbi harus lebih banyak latihan. Seperti misalnya latihan menanyi, menggambar, dan lain-lain. "
"Tapi kalau Bimbi gendut seperti Kak Oky, apa ada yang suka sama Bimbi?"
"Pasti ada, sayang. Jadi cantik seperti Tante Kylla itu bagus, tapi jadi pintar seperti Kak Oky juga tidak kalah bagus dan yang paling penting Bimbi harus tetap jadi anak yang baik hati."
Bimbi menggerak-gerakkan bibirnya naik turun dan mengerutkan keningnya. Itu tandanya Bimbi masih bingung.
"Bimbi bingung ya?"
"Iya Tante..."
"Jadi, yang paling bagus kalau Bimbi bisa jadi cantik, pintar dan baik hati."
"Kalau Bimbi ngga bisa cantik gimana, Tante? tanya Bimbi sambil memonyongkan bibir mungilnya.
"Kan Bimbi masih bisa jadi baik dan pintar. Itu sudah lebih dari cukup, sayang. Ngga apa-apa kalau Bimbi masih bingung, Bimbi bisa tanya apa aja sama Tante kapan aja. Yang penting kalau Bimbi mau punya banayak teman, Bimbi nggak boleh jadi anak nakal."
"Bimbi tetep masih bingung Tante.... Mmmm... pokoknya kalo Bimbi bingung Bimbi tanya semua-muanya sama Tante yaaaa? Boleh kan Tante?"
"Pasti boleh, sayaaaang..."

Malam itu, akhirnya Bimbi menginap di rumah Mily atas seijin Papa Bimbi tentunya. Banyak hal yang masih belum bisa Bimbi mengerti, tapi sekarang Bimbi tidak bingung lagi karena Mama Mily sudah berjanji untuk memberikan semua jawaban atas pertanyaan Bimbi. Bimbi senang, di saat Tante Kylla yang cantik sedang sakit, di saat Papa Bimbi sedang mencurahkan perhatiannya untuk Tante Kylla yang lebih membutuhkan, Bimbi masih punya Mama Mily dan Mily yang juga menyayangi Bimbi seperti Papa dan Tante Kylla - walaupun dengan cara yang berbeda.

Comments

Popular posts from this blog

Sebelum Jam Sepuluh

  “Jadi kapan?” Ia lekat menatapku. Garis bibirnya tak menyunggingkan senyuman maupun kekecewaan. Tapi ada tanda tanya yang terbaca. Ada kegamangan yang terasa. Ada harapan yang mungkin akan sia-sia. “Kapan apa?” Aku berusaha menebak-nebak maksud pertanyaannya dalam hati. Wajahku mungkin setenang air kolam dan sedingin salju yang aku sendiri belum pernah sekalipun melihat bentuknya. Tapi jangan tanya bagaimana dengan hatiku. Rasanya seperti diterjang gulungan ombak besar dan ditiup puting beliung. “Kapan kita bertemu lagi?” Mata yang bagaikan kelereng itu Nampak semakin besar saja. Tapi tak ada cahaya di sana. Redup. “Apa harus ada janji untuk bertemu lagi?” Salju di wajahku sepertinya makin dingin, sementara gulungan ombak di hati mulai mengoyakkan pertahananku. “Memangnya ini pertemuan terakhir?” Kini matanya seperti bola ping pong. Lebih besar daripada sekedar kelereng namun tak memantulkan cahaya. “Jangan suka mendahului takdir. Siapa tahu nanti kita bertemu lagi.” Kuta